Banyak orang berkata bahwa semua yang terjadi di dunia ini hanya satu kali. Bahkan rutinitas tak akan sama setiap harinya. Pasti ada sebuah kesan yang membuat kemarin, sekarang dan esok akan berbeda.
Lebih cepat pasti akan lebih baik. Itu salah satu hal yang aku selalu lakukan. Semua pekerjaan rumahku selalu aku coba selesaikan saat itu juga. Mempersiapkan ulangan-ulangan. Sehingga, semuanya terasa ringan.
Tetapi, semua berubah dikala sebuah hal yang tak masuk akal mulai aku rasakan. Sampai-sampai tak bisa aku kendalikan diriku sendiri. Aku pun bingung harus bagaimana ini? Aku tak mengerti apapun.
Ketika itu, ingin sekali aku berlari dari semua itu. Melupakan dan menguburnya dalam-dalam. Ternyata itu tak mudah. Aku pun gagal. Banyangan tentangnya terus bergelayut. Semakin aku mencoba mengusirnya, akan semakin sulit aku melupakannya.
Hanya kau yang bisa melakukannya, lelaki pertama yang membuatku jatuh cinta yang tak ada rasa sakitnya walau ada kata 'jatuh'. Padahal, ketika itu aku belum mengerti apa itu jatuh cinta yang sebenarnya.
Semua memang mulai berbeda ketika kau sudah menjadi milik perempuan lain. Jangankan menjadi milik orang lain, melihat kau mencintai orang lain saja cukup membuatku ketakutan kehilanganmu. Aku hanya bertanya pada diriku sendiri, bagaimana ini?
Waktu terus bergulir. Hati ini tetap menantimu. Walau hujan tetap menerpa dan badai terus menggoyahkan, aku masih menatapmu dari kejauhan untuk menjagamu. Dan sejak itu aku menemukan sebuah kalimat yang tepat untuk hidupku ini.
Semua yang ada di hidup ini hanya terjadi sekali untuk pertama kalinya. Pertama kali aku jatuh cinta. Pertama kali aku merasakan sakitnya. Pertama kali aku membuat ide gila untuk mencintai laki-laki lain. Sampai pertama kali pula aku gagal untuk mengusirmu pergi dari perasaanku.
Jika memang nantinya aku jatuh cinta lagi, itu untuk pertama kalinya aku mencintai laki-laki itu. Semua akan terus berjalan begitu. Memang terlihat lelah, tetapi mau bagaimana lagi? Manusia hanya bertugas menjalankannya. Bukan mengeluh atau memberontak.
Untuk kamu yang masih aku tunggu, mungkin kita akan bertemu dilain dimensi. Bukan dunia ini, bisa jadi surga. Aku pernah menunggumu sekuat hatiku. Sampai kadang jenuh dan putus asa melanda. Sekarang tinggal kau, apa kau akan setia menungguku di dimensi yang berbeda itu?
Walau kini aku tak bisa lagi memilihmu, tapi semua tentang kau selalu ada dalam hatiku. Terkunci rapat dan aku simpan baik-baik. Bukan maksudku tak setia, hidup harus tetap berlanjut. Dan aku harus mengejar cinta lainnya. Cinta lain untuk pertama kalinya.
You are my first and last in another dimension.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar